Para ilmuan membuat panduan referensi tentang kuman berbahaya di pasir.
Pantai menjadi destinasi berlibur yang menyenangkan. Membuat istana pasir bersama anak-anak atau mengubur badan di pasir dapat melepas rasa penat. Sayang, wisata pantai menyimpan sisi gelap. Pasir menjadi pelabuhan mikroba pembawa penyakit. Tidak ada pula pedoman kualitas pasir di lokasi rekreasi.
Para ilmuan lingkungan Universitas Miami (UM) dan Universitas Northern Illinois, Amerika Serikat telah membuat referensi kuman berbahaya di pasir, mirip dengan pedoman yang ditetapkan oleh Agensi Perlindungan Lingkungan AS untuk air laut. Laporan ini dipublikasikan pada jurnal Lingkungan & Teknologi Science American Chemical Society.
"Nilai-nilai ini dapat digunakan oleh manajer pantai untuk membuat keputusan tentang kualitas pasir," ujar profesor Departemen Sipil, Teknik Arsitektur, dan Teknik Lingkungan di UM Teknik sekaligus peneliti utama dari proyek ini, Helena Solo-Gabriele.
Para binatang pengunjung pantai seperti anjing, kucing, dan burung menjadi sumber bakteri di pasir. "Eksposur tingkat tinggi mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan penyakit pencernaan pada manusia, sedangkan risiko infeksi bervariasi dalam mikroorganisme yang berbeda," ujar asisten profesor di Program Kesehatan Masyarakat dan Lembaga Studi Lingkungan Hidup, Pelestarian, dan Energi di Universitas Northern Illinois dan penulis pertama studi tersebut, Tomoyuki Shibata.
"Pasir memberikan perlindungan lebih terhadap efek radiasi surya yang memiliki kecenderungan untuk menonaktifkan mikroba dalam air," ujar profesor UM, Solo-Gabriele.
Riset ini juga menemukan anak-anak memiliki risiko penyakit lebih tinggi dari eksposur pantai dan pasir dibanding orang dewasa. Para ilmuan ini kini lebih fokus meneliti perilaku bermain anak-anak di pantai agar dapat memperkirakan tingkat mikroba yang dapat menyebabkan penyakit dan batas yang dapat ditoleransi.
"Orang tua para anak-anak kecil tidak perlu bereaksi berlebihan terhadap temuan kami. Mereka dapat mengurangi risiko infeksi pada anak dengan praktik kebersihan dasar seperti mencuci tangan sebelum makan atau minum dan mandi," urai Shibata.
0 komentar:
Post a Comment