Untuk meluapkan kekecewaan atas rencana kebijakan itu, para buruh serentak memasang alat kontrasepsi berupa kondom di barikade kawat berduri.
"Ini sebagai wujud kekecewaan dan aksi penolakan terhadap rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM," kata koordinator aksi, Usman.
Protes juga disampaikan dengan cara membubuhkan tanda tangan di hamparan kain putih sepanjang 100 meter. Aksi ini menyimbolkan matinya kepedulian pemerintah terhadap kaum buruh dengan menaikkan harga BBM.
Selain menolak kenaikan harga BBM, para buruh juga menuntut revisi Upah Minimum Kota. Mereka minta standar upah Surabaya dan Jatim dinaikkan. "Kami kecewa karena Pemprov Jatim di tahun 2012 ini tidak mampu merevisi kenaikan upah buruh," tambah Usman.
Aksi buruh di depan Gedung Grahadi ini sempat memanas. Buruh terlibat saling dorong dengan aparat. Bahkan, petugas sempat menembakkan gas air mata. Namun, ketegangan itu cepat mencair, saat sejumlah polwan yang dipimpin langsung oleh perwiranya berjajar dan berjoget dangdut diiringi alunan lagu berjudul Iwak Peyek.
Aksi menolak kenaikan harga BBM juga terjadi di depan Gedung DPRD Jatim. Massa pendemo berasal dari Liga Mahasiswa Nasional Pro-Demokrasi (LMND) dan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Demo ini sempat diwarnai aksi saling dorong dan lemparan batu.
Selain itu, massa pengunjuk rasa juga melakukan sweeping kepada anggota DPRD yang berasal dari Partai Demokrat. Sweeping dilakukan karena hanya anggota DPRD dari Demokrat saja yang tidak mau menemui demonstran. Padahal semua fraksi bersedia berdialog.
Aksi protes semakin memanas saat anggota dewan dari Partai Demokrat Subroto Chalim menghardik pendemo. Dia juga menolak saat diminta menyampaikan pendapatnya atau berorasi di depan pendemo terkait rencana kenaikan harga BBM.
Melihat ulah Subroto, para demonstran menjadi marah. Dalam waktu singkat, para demonstran memasuki gedung dewan. Selain melempar batu, sebagian demonstran berusaha mengejar anggota dewan dari Partai Demokrat.
Petugas kemudian menghalau pendemo dengan menembaakkan gas air mata dan semprotan air dari mobil water canon. Itu menyebabkan pendemo lari pontang -panting. Sebagian massa mahasiswa terlihat berlindung di Masjid Kemayoran yang ada di depan gedung DPRD. (umi)
0 komentar:
Post a Comment